Pendekar Tongkat Emas (dipasarkan sebagai
The Golden Cane Warrior di pasar internasional) merupakan
film Indonesia tahun 2014[2] yang disutradarai oleh
Ifa Isfansyah. Film laga ini dibintangi oleh sederet bintang papan atas Indonesia, seperti
Christine Hakim,
Nicholas Saputra,
Reza Rahadian, dan
Slamet Rahardjo.
Eva Celia dan
Tara Basro, dua bintang muda yang sedang naik daun, juga ikut berperan sebagai lakon utama. Film ini mengangkat tema persilatan
[3]
yang sudah lama tidak menghiasi perfilman Indonesia. Mengeksplorasi
tema-tema seperti pengkhianatan, kesetiaan, dan ambisi, film ini dirilis
pada 18 Desember 2014 oleh
Miles Films.
Jalan Cerita
Cempaka (
Christine Hakim)
merupakan Pendekar Tongkat Emas yang termasyhur di dunia persilatan. Ia
memiliki empat orang murid yang merupakan anak dari beberapa musuh yang
dulu dikalahkannya, yaitu Biru (
Reza Rahadian), Gerhana (
Tara Basro), Dara (
Eva Celia), dan Angin (
Aria Kusumah).
Biru dan Gerhana memiliki hubungan yang dekat, begitu pula Dara dan
Angin. Cempaka memerintahkan Biru dan Gerhana untuk menyaksikan
pertarungan silat yang dimenangkan oleh Perguruan Sayap Merah. Di
gubuknya, Cempaka yang sedang dalam kondisi buruk dirawat oleh Angin.
Di Perguruan Sayap Merah, Biru dan Gerhana disambut oleh pimpinan perguruan (
Whani Darmawan)
yang menitipkan salam hormat untuk Cempaka yang telah berjasa banyak
bagi dunia persilatan. Sekembalinya, Cempaka mengumpulkan keempat
muridnya dan menyampaikan bahwa ia akan memilih satu di antara mereka
untuk menjadi pewaris Tongkat Emas beserta jurus Melingkar Bumi.
Meskipun lebih muda, Cempaka memilih Dara; membuat Biru dan Gerhana
terkejut. Meskipun Dara mencoba menolak, Cempaka bersikeras dan
mengatakan bahwa ia akan membawa Dara pergi selama beberapa hari untuk
mewariskan jurus Melingkar Bumi. Angin diminta untuk ikut serta agar
dapat merawat kondisi Cempaka. Sementara Biru dan Gerhana diperintahkan
untuk tinggal menjaga gubuk mereka. Cempaka menyampaikan pada Dara bahwa
jika terjadi sesuatu padanya sebelum sempat mewariskan jurus Melingkar
Bumi, hanya ada satu orang yang mengetahui jurus tersebut: Pendekar Naga
Putih, mantan pasangannya.
Keesokan paginya, di tengah perjalanan, Cempaka bersama Dara dan
Angin dikejutkan oleh Biru dan Gerhana yang mencegat mereka dengan
maksud merebut paksa Tongkat Emas. Gerhana menyampaikan bahwa Cempaka
semestinya sudah mati akibat racun yang diberikannya. Pertarungan pun
terjadi antara Dara dan Angin menghadapi Biru dan Gerhana. Dalam kondisi
terdesak, Cempaka yang semakin lemah menyelamatkan Dara dan Angin serta
memerintahkan mereka untuk pergi. Angin berusaha membawa Dara pergi,
namun dengan terpaksa. Biru dan Gerhana pun berhasil mengalahkan Cempaka
dan membunuhnya. Di sebuah tepi jurang, mereka berhasil mengejar Dara
dan Angin. Biru dan Gerhana berhasil mengalahkan Dara dan Angin hingga
mereka terjatuh ke jurang, namun Dara berhasil mempertahankan Tongkat
Emas agar tidak jatuh ke tangan Biru. Sesosok misterius menyelamatkan
Dara dan Angin sebelum Biru dan Gerhana mencapai dasar jurang.
Biru dan Gerhana kemudian mendatangi Perguruan Sayap Merah. Mereka
menyebarkan fitnah bahwa Dara dan Angin telah berkhianat serta membunuh
Cempaka untuk merebut Tongkat Emas. Pimpinan Perguruan Sayap Merah yang
merupakan sahabat Cempaka marah dan memerintahkan murid-muridnya untuk
memburu Dara dan Angin. Dara, sementara itu, terbangun di sebuah gubuk
dengan sosok misterius yang menyelamatkannya bersama Angin. Sosok
misterius ini ternyata adalah Elang (
Nicholas Saputra).
Ketika bermaksud pergi untuk mencari Pendekar Naga Putih seperti pesan
Cempaka, Dara dan Angin dikejutkan oleh Elang yang menyatakan bahwa
mereka belum siap bertemu dengan Naga Putih. Dara seraya curiga dan
mempertanyakan bagaimana Elang bisa tahu bahwa ia bermaksud mencari
Pendekar Naga Putih.
Dara yang penasaran dengan identitas Elang suatu hari mengikutinya ke
sebuah pemukiman. Elang bertarung dengan sekelompok orang untuk menagih
hutang. Di sebuah kampung, Dara melihat gambar dirinya dan Angin yang
disebarkan sebagai buronan. Ketika sedang melarikan diri, sekelompok
pendekar mendatangi kampung Elang dan mulai menyerang warga kampung
serta merusak rumah warga. Sebelum sempat bertindak, Angin menotok tubuh
Dara sehingga tidak dapat bergerak. Sendirian, Angin menghadapi para
pendekar untuk menyelamatkan warga kampung. Akan tetapi, setelah para
pendekar mengancam membunuh warga, Angin menyerahkan diri untuk kemudian
dibawa ke Biru. Ketika efek totok Angin memudar keesokan harinya, Dara
menemukan para warga sedang bersiap meninggalkan kampung karena tidak
lagi aman. Merasa bersalah, salah satu warga kampung memberitahu Dara
bahwa Angin menyerahkan diri dan untuk menyelamatkannya, Dara harus
menyerahkan Tongkat Emas kepada Biru. Meskipun Elang mencoba
melarangnya, Dara bersikeras.
Di gubuk Cempaka, Biru menyekap Angin. Ia memaksa Angin memberitahu
keberadaan Dara. Angin, yang tidak pernah berbicara, bergeming dan
membuat Biru murka. Ketika Dara tiba di gubuk Cempaka, ia disambut oleh
Gerhana dan Biru yang menyekap Angin. Demi menyelamatkan Angin, Dara pun
menyerahkan Tongkat Emas dan segera melarikan diri. Di tengah hutan,
Dara dan Angin bersembunyi di atas pepohonan dari Biru dan Gerhana yang
ingin membunuh Dara dan Angin agar kedoknya tidak terbuka. Angin kembali
menotok Dara agar tidak bisa bergerak dan menghadapi Biru dan Gerhana
sendirian. Tidak bisa melakukan apa-apa, Dara hanya bisa mendengarkan
pertarungan antara ketiganya hingga kemudian pertarungan terhenti dengan
Biru dan Gerhana meninggalkan hutan.
Sementara itu, Elang memimpin warga kampungnya menemukan pemukiman
baru. Di Perguruan Sayap Merah, Gerhana meracun minuman pimpinan
perguruan. Setelah kematian pimpinan perguruan, Biru menjadi pimpinan
dan menobatkan dirinya sebagai guru tertinggi seraya mengganti nama
Perguruan Sayap Merah menjadi Perguruan Tongkat Emas, sebagaimana nama
perguruan Cempaka yang dulu sangat kuat sebelum ia memutuskan menutup
dan meninggalkannya. Dengan Gerhana sebagai tangan kanannya, Biru
membunuh siapa saja yang menentang atau mencoba merebut Tongkat Emasnya
dan menciptakan kekacauan di dunia persilatan.
Dara yang murka atas kematian Angin bermaksud menyelinap ke Perguruan
Sayap Merah. Ia dicegat oleh Elang yang kemudian membawanya ke
pemukiman baru warga kampung. Merasa bersalah atas kematian Angin, Elang
membuka rahasia tentang identitasnya pada Dara; bahwa ia adalah putra
dari Naga Putih (
Darius Sinathrya) dan Cempaka ketika muda (
Prisia Nasution). Jurus Melingkar Bumi pun kemudian diketahui merupakan jurus berpasangan yang diturunkan oleh guru (
Landung Simatupang)
dari Naga Putih dan Cempaka. Dara pun paham mengapa Cempaka meminta
Angin untuk ikut bersama mereka sebelumnya, karena ia bermaksud
memasangkan Dara dan Angin untuk mewarisi jurus Melingkar Bumi. Elang
menceritakan bahwa ayahnya, yang ingin meninggalkan dunia persilatan,
berpisah dengan Cempaka tak lama setelah ia lahir karena Cempaka lebih
memilih memimpin Perguruan Tongkat Emas. Naga Putih meminta Cempaka
bersumpah bahwa ia tidak akan pernah mencarinya dan putra mereka serta
ia pun bersumpah tidak akan mencampuri urusan Cempaka. Elang, putra Naga
Putih dan Cempaka, menyampaikan pada Dara bahwa ia adalah pewaris
terakhir jurus Melingkar Bumi. Dara pun meminta Elang menjadikannya
murid serta mengajarinya jurus Melingkar Bumi. Terhalang oleh sumpahnya,
Elang menemui Dewan Datuk Bumi Persilatan (
Slamet Rahardjo)
yang mengingatkan Elang bahwa ia telah bersumpah pada mendiang ayahnya
untuk tidak mencampuri urusan Cempaka dan Tongkat Emasnya. Pun begitu,
Elang melanggar sumpahnya dan mengajari Dara jurus Melingkar Bumi.
Di Perguruan Tongkat Emas, Biru gelisah karena ia merasa kurang sakti
hanya memiliki Tongkat Emas tanpa jurus pamungkasnya. Gerhana, yang
ternyata juga kekasihnya, menenangkan Biru dengan mengatakan bahwa tanpa
Tongkat Emas sekalipun, Biru adalah pendekar yang sakti.
Setelah berhari-bari berlatih menguasai jurus Melingkar Bumi, Dara
dan Elang mendatangi Perguruan Tongkat Emas. Dara kemudian menantang
Biru dan Gerhana untuk bertarung tanpa campur tangan siapapun setelah
mereka menolak mengembalikan Tongkat Emas yang merupakan haknya. Dara
menghadapi Gerhana, sementara Elang menghadapi Biru. Di tengah-tengah
pertarungan sengit, seorang anak kecil keluar dari dalam ruang
perguruan, yang ternyata merupakan putra Biru dan Gerhana. Dara meminta
Gerhana berhenti karena ia tak ingin membunuh Gerhana di depan anaknya.
Akan tetapi, Gerhana memilih melanjutkan pertarungan.
Dara pun akhirnya berhasil mengalahkan Gerhana dan menewaskannya;
membuat Biru murka. Ia pun menyerang Dara dan Elang dengan membabi buta.
Setelah pertarungan yang sengit, Dara dan Elang berhasil memukul jatuh
Biru dan merebut Tongkat Emas. Biru bangun dan mencoba menyerang Dara
dan Elang dengan sebuah batang pohon besar, namun Dara dan Elang
mengalahkan Biru dengan menggunakan jurus Melingkar Bumi.
Dara dan Elang kemudian berciuman, menunjukkan adanya perasaan di
antara mereka berdua. Akan tetapi, keesokan harinya, Elang lenyap
meninggalkan Dara yang bersedih hati. Elang menemui Dewan Datuk Bumi
Persilatan yang kecewa karena Elang melanggar sumpahnya. Elang pun
menyatakan ia siap menjalani hukuman atas kesalahannya melanggar sumpah.
Dara kemudian mengangkat putra Biru dan Gerhana sebagai murid; sama
seperti halnya Cempaka yang dulu mengangkat anak dari musuh-musuh yang
dikalahkannya sebagai murid dan dilatih untuk menjadi pendekar yang
kuat.
Download List